0
Home  ›  Faedah  ›  Ilmu  ›  Ismael Amin Kholil  ›  Syekh Ramadhan Buthi

Jangan terlalu mudah menilai seseorang ( Belajar dari Kisah Syaikh Buthi dan Syaikh Musthafa As-siba'i )


syekh ramadhan al buthi

Dr. Syaikh Musthafa As-siba'i adalah salah satu ulama terkemuka Suriah di zamannya. Salah satu tokoh Ikhwanul Muslimin ( IM ) ini merupakan ulama produktiv yang rajin menulis di majalah-majalah, buletin dan memiliki puluhan kitab karangan. yang paling viral sampai saat ini adalah kumpulan catatan fenomenalnya yang dikumpulkan dalam kitab Hakadza allamatni al-hayat.


Kala itu Syaikhina Al-Buthi, ulama idola dan panutan saya masih tergolong muda. Beliau sedang "panas-panas"-nya dan begitu rajin membantah pemikiran-pemikiran para ulama yang tidak sesuai dengan pendapatnya, salah satunya adalah Syaikh Musthafa As-siba'i. Seperti yang dikisahkan oleh Syaikh Buthi dalam kitabnya " Syakhsiat Istqwqofatni" dulunya beliau sering mengkritik dan membantah pemikiran Syaikh Musthafa dengan kata-kata yang cukup pedas. Padahal ketika itu beliau masih belum terlalu mengenal Syaikh Musthafa, beliau hanya mendengar tentang Syaikh Musthafa dari komentar orang-orang.


Hingga tibalah suatu hari, dimana beliau diberi kesempatan untuk menjenguk Syaikh Musthafa yang sedang terbaring sakit. Betapa terkejutnya beliau ketika menyaksikan bahwa sosok yang selama ini beliau kritik habis-habisan adalah sosok ulama yang sangat ikhlas di dalam memperjuangkan dakwah Islam. Ditengah penyakit kronis yang dideritanya, beliau tak henti-hentinya berdakwah dan menulis. Bahkan beliau masih sering memaksakan diri pergi ke universitas untuk mengadakan seminar dan acara lainnya.


Ketika Syaikh Buthi datang menjenguk, sambil menahan rasa sakit Syaikh Musthafa mengucapkan kalimat yang benar-benar mengubah pandangan beliau tentang Syaikh Musthafa selama ini :


" Wahai Saudaraku.. Mungkin engkau merasa aku kesal dengan apa yang kau tulis selama ini. Dengarkanlah.. Dalam Islam tidak ada kata pura-pura. kita semua adalah tentara Allah yang berjuang untuk agama ini. Dan kewajibanmu adalah menulis dan mengajak kepada hal yang kau yakini sebagai sebuah kebenaran. Dan aku meminta dengan sangat kepadamu.. Tetaplah menulis seperti itu ! Dengan metode, cara dan bahasa yang sama.. Selama tujuanmu murni hanya untuk Allah semata.." .


" Aku tak akan menyembunyikan rasa sesalku ". Tulis Syaikh Buthi." kala itu aku benar-benar menyesal mengapa baru kali ini aku mengenal beliau ?Waktu itu aku hanya berharap semoga Allah memberikan kesembuhan untuk beliau. Agar aku bisa membuktikan kepada beliau bahwa aku yang selama ini selalu berbeda pendapat dan mengkritik beliau bisa berjuang bersama beliau di dalam berdakwah dan berjihad dengan tulisan. (Bahwa) Perbedaan pendapat bukanlah masalah.. Selama kita sama-sama mengharap ridho Allah, bukan untuk tujuan membela nafsu dan kemaslahatan duniawi.. Namun kehendak Allah berkata lain, beliau wafat tak lama setelah itu.. " .
.
Dari kisah ini kita belajar untuk tidak gegabah menilai dan menjustis orang lain. Banyak dari mereka yang tak seperti "buruk" sangka kita.. Banyak orang yang kita cap dengan pandangan negatif padahal kita hanya mengenalnya di dunia maya saja. Kita langsung menuduh dan menghakimi padahal kita baru melihat "sepotong" gambar saja. Lebih parah dari itu adalah orang-orang yang mengukur dan menghakimi keimanan orang yang tak dia kenal hanya gara-gara perbedaan pendapat atau pandangan politik.


Mungkin banyak diantara kalian yang pernah menjadi korban " Asumsi " sesat seperti itu.. Saya sendiri pernah punya pengalaman dituduh Syiah, Nyeleneh, Liberal, Sesat dll. Apalagi dituduh cuek dan sombong gara-gara jarang bales Komen dan Dm.. Udah jadi makanan sehari-hari saya..😂 Padahal andai kalian kenal @Ismaelalkholili di dunia nyata, saya nggak seseram yang kalian bayangkan kok..tanya aja sama istri saya.. 🤣🤣


Sekian dan salam Malam Jum'at ...

* Sumber : Ismael Amin Kholil, Bangkalan, 30 Januari, 2020 .

Posting Komentar
Additional JS