0
Home  ›  Faedah  ›  Ilmu  ›  Ismael Amin Kholil

KH. Amin Kholil Wafat


KH. Amin Kholil

IsmaelAmin Kholil, 26 Ramadhan, 1441 H.

إنا لله و إنا إليه راجعون البقاء لله

Telah wafat ayahanda kami KH. Amin Kholil hari ini 25 Ramadhan pukul 16:04 WIB di Rsud Bangkalan .

 

Kepada para sahabat.. Mohon kiriman doa dan fatihah untuk beliau ...


Aba


Sama seperti banyak anak laki-laki di dunia ini, 


sejak dulu saya lebih akrab dengan ibu daripada ayah. jarang sekali saya berbicara panjang lebar dengan aba. namun setelah saya pulang dari Tarim, 


aba sering memanggil saya, biasanya untuk mewakilkan sebuah undangan ceramah atau menanyakan permasalah fiqih. aba belasan tahun menuntut ilmu di Mekkah, di masa itu beliau mengaji kepada Sayyid Muhammad Al-Maliki, Syaikh Ismail Zain, Syaikh Yasin Al-Fadani dan banyak ulama Hijaz lainnya. 


saya rasa aba akhir-akhir ini seringkali menanyakan masalah fiqh kepada saya karena satu hal : meskipun sangat jauh dari kata membanggakan, mungkin beliau sudah merasa bahwa anak lelakinya sudah bisa diandalkan .


Saya masih ingat, sebulan yang lalu beliau menanyakan suatu permasalah fiqih, kala itu aba baru saja menjalani cuci darah untuk pertama kalinya, ada sekitar 2 perban ditangan kiri aba.


“ orang yang memakai jabiroh(perban)apa cukup mengusapnya saja ketika berwudhu ?”


“ setau saya nggak cukup ba.. harus tayammum sebagai ganti dari membasuh anggota yang ditutupi “


“ kayaknya di Bulughul Marom cukup mengusap saja ..?”


“ setau saya nggak cukup ba.. “jawab saya sambil menyodorkan keterangan dalam kitab Taqrirot Sadiidah .


Aba diam tapi sepertinya beliau belum sepenuhnya puas. Tadi siang setelah pemakaman aba, saya membaca di salah satu Syarah Bulughul Marom, ternyata memang ada sebagian ulama yang mengatakan cukup bagi pemakai perban mengusap anggota yang terluka saja tanpa harus bertayammum .


Jika memang ada kebaikan yang selama ini jelas kami ketahui maka itu adalah kecintaan beliau kepada ilmu, 


beliau rela mengorbankan apa saja asalkan anak-anaknya bisa menjadi ahlil ilmi. 4 anaknya beliau berangkatkan ke Tarim, bahkan dua diantaranya adalah anak perempuan (termasuk adik lelaki dan perempuan saya yang sekarang masih ada di Tarim) .


Beliau pernah berkata kepada ummi :


“ untuk anak-anakku yang di Yaman, berapapun uang yang mereka minta asalkan untuk kitab dan ilmu pasti akan kuberi “ .


Beliau juga sangat erat dalam menjaga hubungan dengan para pendahulunya


dulu ketika saya masih Sd, setiap selesai sholat jum’at beliau selalu mengajak saya dan Ibrohim adik saya untuk berziarah ke makam Syaikhona Kholil di Martajasah. 


Beliau juga istiqomah membaca khutbah Syaikhona Kholil pada tiap Jum’atnya.


“ Syaikhona itu paling tidak setuju dengan khutbah yang diterjemahkan “ kata beliau waktu itu. .


Setiap maulid atau Isro’ beliau juga sering mengajak saya untuk mengisi acara di Masjid-masjid peninggalan Syaikhona Kholil.


“ Syaikhona Kholil itu kalo bangun masjid, maka tukangnya harus orang yang istiqomah sholatnya “ cerita aba.


Dua hari ini aba seringkali mengigau, beliau meminta untuk pulang, berangkat dll padahal beliau ada di rumah. beliau juga meminta kepada saya tiga hari yang lalu :


“ Maeng.. ( nama panggilan saya ) hadapkan aku ke barat.. aku mau sholat “


Di hari-hari terakhir aba, saya sering menemani aba, mendorong kursi roda aba dan memijati aba. Suatu kedekatan yang jarang terjadi sebelumnya. 


Terakhir di hari dimana beliau wafat, setelah subuh beliau berkata kepada saya :


“Maengg “


“Engghi ba ? “


“ bangunin aku nanti setelah duhur ya.. “


saya tak menyangka itu adalah sebuah pertanda, setelah duhur beliau tiba-tiba tak sadarkan diri dan di sore harinya beliau telah meninggalkan kami semua.


الزمان و المكان اللذان توفي فيهما والدي إن كانا يدلان على شيئ فنرجو أن يدلا على حسن خاتمه و إجتماعه بشيخنا محمد خليل و غيره من أسلافه الاكرمين

Aba wafat pada 10 terakhir bulan Ramadhan sama dengan Syaikhona Kholil (wafat pada 29 Ramadhan) makam aba juga lurus dengan makam Syaikhona, 


jika waktu dan tempat ini bukanlah kebetulan maka saya berharap itu adalah pertanda khusnul khotimah-nya aba dan dikumpulkannya aba bersama Syaikhona Kholil dan para pendahulu aba yang lain di alam barzakh sana.


Saya mewakili keluarga besar aba mengucapkan terima kasih kepada sahabat sekalian lebih-lebih para kiai dan Habaib atas doa kalian untuk aba ...


Sumber : Link


Posting Komentar
Additional JS