Syekh Ramadhan Buthi dan Ajaran Cinta
"Syekh Ramadhan Buthi dan Ajaran Cinta . Dalam berbagai kesempatan, hal yang paling sering dibahas Syaikh Buthi adalah tentang cinta, beliau bahkan "
Dalam berbagai kesempatan, hal yang paling sering dibahas Syaikh Buthi adalah tentang " Cinta ", beliau bahkan mempunyai satu kitab khusus tentang cinta yang berjudul Al-Hubb Fil Quran Al-Karim Lebih menakjubkan dari itu,
seorang Alim sekelas beliau bahkan pernah menulis surat romantis
untuk Sang Istri ( Syaikha Amiroh ) yang beliau abadikan dalam kitabnya "
Minal Fikri wal Qolbi " .
Beliau pernah menegaskan, bahwa cinta adalah
prinsip dan pedoman utama dalam kehidupan beliau :
" ALLAH SWT telah menghendaki , Bahwa saya
membuka mata saya dalam kehidupan ini dengan Lentera Cinta . Dengan cinta saya
mengenal Allah, dengan cinta saya bersikap kepada hamba-hamba-Nya, berkat
cinta..
Allah menganugrahi saya berbagai keistimewaan padahal saya hanyalah hamba-Nya yang remeh dan tak berharga. Yang saya harapkan kelak adalah saya dapat bertemu Allah dengan membawa rasa cinta ini,
karena saya tidak memiliki amal kebaikan, saya hanya seorang hamba yang mempunyai banyak dosa dan kesalahan, tapi saya memiliki hati yang berdetak dengan rasa cinta kepada Allah.
Saya harap rasa cinta ini bisa menjadi modal utama bagi
kita, tatkala sulit bagi kita untuk menta'ati semua perintah-Nya, ketika berat
atas kita untuk meninggalkan setiap larangan-Nya, kelak.. Ketika kita menghadap
kepada-Nya, lantas Ia bertanya kepada kita :
" dengan amal apa engkau datang kepada-Ku ? "
Maka kita akan menjawab :
" Aku datang kepada-Mu Ya Rabb dengan
hinanya Ke-Hambaanku dan dengan besarnya rasa Cinta-ku kepada-Mu " .
Meski hanya bisa ngaji kepada Syaikh Buthi
melalui rekaman dan kitab-kitab peninggalannya, saya masih ingat satu kisah
yang beliau sebutkan dalam Syarah Hikam-nya :
" Ada seorang Wanita Shalihah yang bekerja
sebagai Pembantu di sebuah rumah , suatu malam pemilik rumah bangun dari tidurnya.
Di ruang Shalat, Ia melihat wanita itu sedang melaksanakan Shalat Tahajjud .
Setelah shalat ia berdoa :
" Ya Allah, Tuhanku. Aku meminta - dengan
rasa cinta-Mu padaku - agar engkau membahagianku, mengabulkan hajat-hajatku.
Demi rasa cinta-Mu padaku.. "
Pemilik rumah terkejut mendengar doanya itu. Ia
rasa wanita itu telah 'sembarangan' dalam berdoa. ia lantas menegurnya :
" dari mana engkau tahu bahwa Allah SWT
mencintaimu ??? Lain kali jika ingin berdoa katakanlah : " aku meminta
dengan rasa cintaku pada-Mu " .
Dengan tenang, wanita itu menjawab :
" Tuanku , Jika ALLAH SWT tidak
mencintaiku, tidak mungkin Ia membangunkanku di waktu mulia ini disaat jutaan
mata lainnya tertidur lelap. Jika Allah tidak mencintaiku, tidak mungkin Ia
mengizinkanku untuk berdoa dan bersimpuh dihadapan-Nya di waktu ini. Jika Allah
tidak mencintaiku, tidak mungkin Ia akan membuka pintunya agar aku dapat
mendekat dan bermunajat kepadanya di waktu ini ." .
Dalam kitabnya "Syakhsiyat Istawqofatni " Syaikh Buthi bahkan menyimpulkan bahwa salah satu penyebab hidayah dan taubat Al-Imam Fudhail Bin Iyadh adalah rasa cintanya kepada seorang gadis. menurut beliau berkat rasa cinta itu Fudhail yang dulu adalah sosok yang kejam dan keras bisa menjadi lembut dan luluh hatinya ketika mendengar salah satu ayat Al-Quran yang kemudian merubah jalan hidupnya.
Saya lantas teringat kisah yang diceritakan oleh Habib Ali :
Suatu hari datang seorang pemuda kepada Syaikh
Muhammad ( Salah satu Mufti dari Hama Suriah ) Ia berkata :
"Wahai Syaikh.. Tunjukkan kepadaku jalan menuju Allah "
Syaikh Muhammad bertanya balik :
" Wahai Anak-ku seumur hidupmu , Apakah kau pernah mencintai ??? Mencintai Seorang gadis mungkin ? "
" Astaghfirullah ... Apa yang kau tanyakan
ini wahai Syaikh ??? "
" pernahkan kau mencintai seseorang ? " Syaikh bertanya lagi..
" Tidak ... Tidak pernah ..."
Jawabnya Risih
" Kalau begitu pulanglah , Karena jalan ini tak akan pernah bisa ditempuh oleh Seseorang yang Hatinya tak terbiasa Untuk mencinta ."
*Sumber : Alumnus Darul Musthafa Tarim 2018 Ismael Amin kholil, 6 Mei, 2020